Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momen penting bagi umat Islam untuk mengenang kelahiran Rasulullah sekaligus meneladani akhlak serta perjuangan beliau.
Lebih dari sekadar perayaan, Maulid Nabi juga menjadi kesempatan memperkuat iman dan ketakwaan.
Berdasarkan kalender Hijriah Kementerian Agama RI, 1 Rabiul Awal 1447 H jatuh pada Senin, 25 Agustus 2025. Dengan demikian, 12 Rabiul Awal 1447 H atau Maulid Nabi akan diperingati pada Jumat, 5 September 2025.
Tanggal ini menjadi acuan resmi bagi masyarakat, lembaga pendidikan, hingga pemerintah dalam memperingati kelahiran Rasulullah SAW.
Tradisi memperingati kelahiran Nabi sudah berlangsung sejak berabad-abad lalu. Sejarawan mencatat, seorang tokoh bernama Khaizuran, ibu dari Khalifah Musa al-Hadi dan Harun al-Rasyid pada masa Dinasti Abbasiyah, pernah memerintahkan masyarakat Madinah dan Makkah untuk merayakan kelahiran Nabi pada abad ke-2 Hijriah.
Tradisi Maulid kemudian berkembang pesat pada masa Dinasti Fathimiyyun di Mesir sekitar abad ke-4 Hijriah. Sejarawan Al-Maqrizi menulis bahwa pemerintahan saat itu merayakan tidak hanya kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga tokoh penting Islam lainnya.
Meski sempat dihentikan, perayaan tersebut dihidupkan kembali dan akhirnya menyebar ke berbagai belahan dunia Islam.
Meski populer, sebagian ulama menegaskan bahwa Maulid Nabi tidak pernah dilakukan pada masa Rasulullah maupun Khulafaur Rasyidin. Imam Al-Ghazali bahkan menyoroti pengaruh Syiah Bathiniyah dalam tradisi Dinasti Fathimiyyun.
Kendati demikian, Maulid tetap bertahan hingga kini sebagai sarana syiar Islam sekaligus wujud kecintaan umat kepada Nabi Muhammad SAW.
Di Indonesia, Maulid Nabi dirayakan dengan cara yang sangat beragam. Di Jawa, masyarakat membaca kitab Barzanji, Simtud Dhurar, atau Diba’ yang berisi pujian kepada Rasulullah, lalu dilanjutkan dengan kenduri bersama.
Sementara itu, di Sulawesi Selatan terdapat tradisi Maudu Lompoa di Takalar, di mana masyarakat mengarak replika perahu Pinisi berhias kain sarung dan telur warna-warni. Perayaan ini tidak hanya bermakna religius, tetapi juga menjadi daya tarik wisata budaya.
Dengan sejarah panjang dan tradisi yang beragam, Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 diharapkan menjadi momentum memperkuat persaudaraan umat Islam, meneladani akhlak Rasulullah, serta menumbuhkan rasa syukur kepada Allah SWT.
Tinggalkan Komentar